WhatsApp

5 Standar Baru Kecerdasan Era Digital, Tak Lagi Nilai Prestasi di Sekolah

shape image

5 Standar Baru Kecerdasan Era Digital, Tak Lagi Nilai Prestasi di Sekolah




Siapa sih orang tua yang enggak mau anaknya cerdas? Hingga kini, kebanyakan orang tua masih menilai kecerdasan anak melalui angka. Misalnya, anak yang memiliki nilai 100 lebih baik dari nilai 90.

Di era digital, kecerdasan tak lagi dipandang dengan nilai atau angka, Bunda. Menurut Praktisi Pendidikan Munif Chatib, kecerdasan itu merupakan rangkaian dari beberapa kemampuan.


Bunda pernah dengar teori Multiple Intelligence (MI)? Teori MI dicetuskan tahun 1983 oleh Dr. Howard Gardner, berisi berisi tentang delapan kecerdasan.


"Sebelum multiple intelligence muncul, kecerdasan anak diwakili dengan angka dari tes apa pun. Namun, setelah multiple intelligence muncul, bye bye angka," kata Munif, dalam Webinar 'Menyiapkan Generasi Milenial di Era Digital' via Zoom, beberapa waktu lalu.



Paradigma atau pandangan baru tentang kecerdasan mulai berubah seiring berjalannya waktu. Berikut 5 paradigma kecerdasan yang baru yang perlu Bunda pahami:




1. Tidak dapat dilihat dari angka hasil tes

Kecerdasan anak di era digital tidak bisa dinilai atau diwakili hanya dari satu nilai hasil tes. Misalnya, nilai kognitif jelek, orang tua jangan sedih. Bunda perlu tahu kalau itu hanya satu dari ribuan kesempatan anak untuk menjadi cerdas.




2. Kebiasaan kreatif dan problem solving yang memengaruhi kecerdasan

Kecerdasan dapat dilihat dari kebiasaan, kreatif, dan problem solving. Kreatif ini seperti membuat produk baru yang punya nilai budaya. Sementara itu, problem solving adalah kemampuan anak untuk menyelesaikan masalahnya sendiri.



Bunda bisa memberikan tantangan untuk anak menjadi kreatif dengan memberinya kesempatan mencari penyelesaian masalah. Hal ini bisa dimulai dari lingkungan di sekitarnya.



"Saya membuktikan kalau anak remaja bisa menyelesaikan masalah orang lain, dia akan kuat self image-nya untuk menyelesaikan masalahnya sendiri. Jadi kita bisa kasih tantangan pada anak untuk membantu menyelesaikan masalah temannya sendiri," ujarnya.



3. Kecerdasan itu multiple atau tidak tunggal

Hal ini masih berkaitan dengan kecerdasan yang tidak bisa diwakili dari satu penilaian saja. Kecerdasan seseorang itu ada banyak, Bunda.

Dalam Multiple Intelligences (MI), ada delapan kecerdasan yang bisa dilihat pada anak. Kecerdasan ini meliputi, bahasa, matematis logis (angka dan logika), spasial visual (gambar dan ruang), musikal (musik), kinestesis (bergerak), interpersonal (bergaul), intrapersonal (diri), dan naturalis (alam).

"Kita memandang semua anak itu bintang. Itu ada banyak kemampuan, satu saja dimiliki anak, kita bisa bilang dia cerdas," kata Munif.




4. Kecerdasan itu dinamis dan tidak konstan

Paradigma baru kecerdasan yakni tidak konstan atau dinamis. Hal ini masih berkaitan dengan banyaknya kecerdasan yang bisa dimiliki anak.



5. Kecerdasan berhubungan dengan stimulus lingkungan, tidak mutlak karena keturunan

Kecerdasan berkaitan dengan stimulus yang tepat. Ini bisa didapatkan anak di rumah maupun di sekolah. Jadi, Bunda bisa membantu untuk menstimulus anak untuk menjadi cerdas ya.



kami dari MyEdu Indonesia memiliki solusi pendidikan yaitu Bimbel dan Privat Juara yang akan memudahkan siswa untuk memahami materi dalam belajar dimanapun dan kapanpun, info lebih lanjut hubungi wa 08111 44 8080


MyEdu Indonesia - Junior | Homeschooling | Bimbel | Kuliah Online

KONSULTASI GRATIS

KIRIM | SEND

Chat via Whatsapp