Proses pembelajaran tatap muka pada Januari 2021 mendatang belum bisa diputuskan oleh Gugus Tugas, apakah bisa dilakukan atau tidak. Pasalnya, hingga kini Gugus Tugas bersama Disdikpora Buleleng masih mengalisis penyebaran Covid-19 di Buleleng.

Sekretaris Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa menjelaskan, sekolah sudah melakukan sejumlah persiapan untuk melaksanakan tatap muka di masa pandemi ini, salah satunya dengan menyediakan sarana dan prasarana protokol kesehatan.

Namun, situasi penyebaran dan penanganan Covid-19 di Bali, khususunya Buleleng sangat dinamis, sehingga regulasi kerap berubah setiap saat.

Suyasa mengaku masih memiliki waktu lagi beberapa minggu untuk melakukan analisa di lapangan, apakah akan melakukan pembelajaran tatap muka di sekolah, atau tetap secara daring.

“Kalau dilihat, sebenarnya peluang melakukan tatap muka ada, karena banyak desa tidak ada kasus selama ini. Tapi analisis soal penyebaran juga harus dilakukan, karena interaksi masyarakat antar desa, antar kecamatan, bahkan antar kabupaten masih tinggi. Bali ini kan sangat kecil, jadi penularan bisa dengan cepat terjadi,” terang Suyasa, kemarin siang.

Berdasarkan hasil survei ada beberapa orangtua siswa yang belum setuju jika pembelajaran tatap muka ini dilaksanakan selama pandemi. Hal tersebut juga akan menjadi bahan pertimbangan pihaknya.

“Kalau banyak orangtua yang tidak setuju, bagaimana nanti pertimbangannya. Karena akan ada perlakuan berbeda antara anak yang masuk dengan tatap muka atau secara daring. Polanya nanti seperti apa, masih dipikirkan dan kami analisis dulu” ucapnya.

Di sisi lain, perkembangan Covid-19 di Buleleng pada Senin (23/11) belum ada dilaporkan penambahan kasus baru terkonfirmasi, maupun pasien yang dinyatakan sembuh. Sehingga kini jumlah pasien yang masih dirawat tetap berjumlah 20 orang.

Suyasa pun berharap, kedepan kasus baru terkonfirmasi tidak lagi ditemukan, sehingga Buleleng bisa segera masuk ke zona hijau.

“Hari ini nol kasus. Mudah-mudahan dalam seminggu ini konsisten tidak ada kasus, sehingga bisa jadi zona hijau, "ujarnya.

Dijelaskannyya, Pusat menetapkan zona hijau itu kan jika dalam seminggu berturut-turut tidak ada kasus, tapi kalau nanti masih ditemukan kasus, walaupun jumlahnya sedikit, tetap akan menjadi zona kuning.

"Untuk itu masyarakat jangan  lengah, dan terus disiplin menerapkan protokol kesehatan dengan 3M, yakni memakai masker, jaga jarak, cuci tangan di air mengalir dengan sabun, atau gunakan handsanitizer," tutupnya.

sumber