Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) memastikan bahwa Kampus Merdeka Merdeka Belajar sebagai transformasi pendidikan akan tetap dikedepankan di 2021. Hal itu disampaikan Dirjen Dikti Nizam.
’’Saya berharap mahasiswa kita lulus sebagai sarjana-sarjana unggul yang siap masuk dunia kerja dan menciptakan lapangan kerja. Berbagai program kewirausahaan kita dorong, baik selama pandemi maupun ke depannya. Kami juga menggiatkan program pertukaran mahasiswa antar perguruan tinggi yang harus kita perluas jangkauan dan pesertanya,’’ terangnya dalam keterangan tertulis, Jumat (25/12).
Ia juga menekankan pentingnya program-program micro-credentials, di mana mahasiswa dapat berusaha mendapatkan kompetensi-kompetensi tambahan yang sangat diperlukan di era revolusi industri 4.0. Mulai dari artificial intelligence, machine learning, UI-UX, deep learning, serta program-program perencanaan dan pengembangan aplikasi-aplikasi digital lainnya.
’’Tahun depan, kita harap ada 10 ribu mahasiswa akan mendapat micro-credentials yang sangat dibutuhkan di abad 21, melalui berbagai kerja sama dengan sejumlah perguruan tinggi kelas dunia, industri, dan lembaga-lembaga bertaraf internasional lainnya. Dengan cara ini, SDM Unggul Indonesia Maju benar-benar bisa kita hasilkan dari perguruan tinggi,’’ ujarnya.
Ditjen Dikti juga mengemas berbagai program untuk para dosen, di mana dosen dapat magang di industri maupun lembaga riset dan mitra-mitra perguruan tinggi di dalam dan luar negeri. Pihaknya juga telah meluncurkan program pendanaan berbasis sinergi antara perguruan tinggi dengan dunia industri.
Melalui matching fund atau pendanaan dana pendamping bagi industri yang akan memanfaatkan inovasi dari perguruan tinggi. Ini kita dorong supaya perguruan tinggi bisa mewarnai kemajuan industri kita serta mendorong pengembangan dan pemanfaatan teknologi di masyarakat. Kita siapkan Rp 250 miliar untuk tahun 2021,” jelasnya.
Matching fund, lanjut Nizam, juga dapat diikuti seluruh insan pendidikan tinggi, baik dosen dan mahasiswa melalui platform Kedaireka. Selain itu, melalui Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM), di mana perguruan tinggi didorong untuk bertransformasi menjadi lebih agile dan adaptif terhadap perubahan.
’’Berorientasi pada masa depan dengan berbagai program studi yang bermitra erat dengan perusahaan kelas dunia dan mitra perguruan tinggi kelas dunia. Kita lihat, tahun 2020 perguruan tinggi nasional peringkatnya terus naik di pemeringkatan internasional. Walau peringkat bukan tujuan, tetapi pengakuan internasional juga penting untuk kemajuan perguruan tinggi dan membangun optimisme, supaya kita makin semangat meningkatkan mutu terbaik bagi mahasiswa dan masyarakat,’’ kata Nizam.
Adapun Program Kompetisi Kampus Merdeka (PKKM) akan digelar tahun depan dengan dana Rp 500 miliar, untuk mendorong program studi-program studi (prodi-prodi) menjadi prodi-prodi 4.0 yang lebih adaptif dan sinergis dengan kebutuhan dunia kerja. (*)
sumber