Bandar Lampung, Kemendikbud --- Untuk menyosialisasikan kebijakan pendidikan vokasi dan memfasilitasi kerja sama antara satuan pendidikan vokasi dengan dunia usaha dan dunia industri (DUDI), Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memiliki program Menara Vokasi. Menara Vokasi ini juga bertujuan untuk memfasilitasi empat bidang prioritas, yaitu permesinan dan kontruksi hospitality, ekonomi kreatif, dan care service. Selain itu, Menara Vokasi juga memfasilitasi penjenamaan ulang atau rebranding pendidikan vokasi melalui pergelaran berbagai praktik baik pendidikan vokasi.

Gebyar Pendidikan Vokasi merupakan rangkaian kegiatan Menara Vokasi yang telah dilaksanakan sebanyak tujuh kali, yaitu Menara Kepulauan Riau, Menara Nusa Tenggara Barat (NTB), Menara Sulawesi Utara, Menara Papua, Menara Kalimantan Timur, Menara Bali, dan Menara Lampung. Dengan begitu, saat ini Menara Vokasi sudah diaktivasi untuk tujuh provinsi, sehingga disebut dengan Tujuh Menara. Menara adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan sebuah daerah yang diharapkan dapat menjadi percontohan praktik baik pelaksanaan program link and match.

Pada pekan lalu, Direktorat Kemitraan dan Penyelarasan Dunia Usaha dan Dunia Industri (Mitras DUDI) Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi menggelar acara penutupan Gebyar Pendidikan Vokasi Menara Lampung. Direktur Mitras DUDI, Ahmad Saufi, pada sambutannya mengucapkan selamat bagi para peserta Gebyar Pendidikan Vokasi Menara Lampung.

“Saya mengapresiasi komitmen para peserta satuan pendidikan vokasi yang tetap semangat untuk hadir dan mengikuti acara meski di tengah suasana pandemi. Terima kasih karena selalu menunjukkan semangat untuk menjalin kerja sama antara satuan pendidikan vokasi dengan DUDI,” ucap Ahmad Saufi ketika menutup kegiatan pada pekan lalu.

Menurutnya, komunikasi antara DUDI dengan satuan pendidikan vokasi saat ini dirasa kian penting. Berangkat dari kegiatan ini, Ahmad Saufi mengajak para pihak terkait untuk menjalin komunikasi yang efektif, sebagaimana dicontohkan oleh Archipelago International yang menggandeng LKP IDeA Indonesia.

“Apabila praktik baik tersebut dapat diprofilerasi atau ditiru oleh LKP lainnya tentunya akan menjadi gerakan yang masif. Satu praktik baik tentunya akan lebih bernilai dari ribuan wejangan” pesannya.

Pada kesempatan yang sama, Chairman Himpunan Manager Pelatihan Perhotelan Indonesia, Prabu MA Sartono mengatakan, Selama ini DUDI perhotelan hanya bekerja sama dengan LKP bidang perhotelan, tetapi dengan adanya program Menara Vokasi ini ternyata tidak sesempit itu.

“Menurut saya ini sebuah langkah awal yang baik untuk ke depannya. Meningkatkan kerja sama lebih lanjut. Merupakan sebuah program baik dari Kemendikbud, satuan diksi dan DUDI saling mengenal serta kami berharap tidak hanya Tujuh Menara saja namun berkembang menjadi menara-menara yang lainnya. Harapannya hanya satu, Indonesia menjadi lebih baik," jelas Prabu.

Mewakili peserta yang ditunjuk untuk memberikan kesan dan pesan adalah Elda Tambara dari Himpunan Penyelenggara Pelatıhan dan Kursus Indonesia (HIPKI) Lampung. Elda menyampaikan apresiasi kepada Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud yang telah secara khusus memilih Lampung sebagai lokasi dari puncak rangkaian kegiatan Menara Pendidikan Vokasi.

“Harapan kami, acara ini terus digiatkan, dalam setahun tidak hanya tujuh menara, namun serempak 34 menara dilaksanakan. Acaranya sangat padat, namun hasilnya sangat komprehensif, sangat menginspirasi. Mata DUDI terbuka, ternyata Indonesia yang sangat kaya bukan hanya didominasi oleh LKP yang besar, namun juga ada LKP yang kecil,” pungkas Elda.

Acara Gebyar Pendidikan Vokasi Menara Lampung ini juga diisi dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) antara satuan pendidikan vokasi dengan DUDI, serta peresmian model _teaching factory _ Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP). Kegiatan ini dihadiri oleh perwakilan dari instansi pemerintah pusat dan daerah, dua perguruan tinggi vokasi, 21 SMK, 37 LKP, dan 20 DUDI. (Andrew/DED/Denty. A/Desliana. M)

Sumber