JAKARTA. Mencapai pendidikan yang berkualitas dan merata untuk semua lapisan masyarakat diprediksi masih menjadi tantangan utama dalam mencapai tujuan pembangunan yang berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs) di Indonesia, terutama di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
Belum meratanya pendidikan di dalam negeri tergambar dalam rendahnya literasi siswa pada laporan PISA (Programme for International Student Assessment) yang dirilis Desember 2019 lalu. Dari laporan itu, skor membaca Indonesia ada di peringkat 72 dari 77 negara, skor matematika ada di peringkat 72 dari 78 negara, dan skor sains ada di peringkat 70 dari 78 negara.
Di antara negara-negara Asia Tenggara, Indonesia berada pada peringkat paling bawah bersama Filipina.
Dampak pandemi Covid-19 juga menambah tantangan baru dalam mewujudkan pendidikan yang Berkualitas dan inklusif di Indonesia. UNESCO menyebut 1,6 miliar pelajar atau 90% dari seluruh populasi pelajar di dunia diliburkan untuk mencegah penyebaran virus.
Menurut Save The Children, pandemi berpotensi mengakibatkan 9,7 juta anak yang terkena dampak penutupan sekolah beresiko putus sekolah secara permanen.
“Krisis dan kesulitan global yang kita hadapi ini memberikan banyak sekali pelajaran. Kita perlu memastikan bahwa secara bersama-sama, kita tidak hanya fokus pada aspek pemulihan tetapi juga akselerasi transformatif, “ ujar Adi Nuryanto, Koordinator Kerja Sama Luar Negeri Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Kemendikbud yang hadir mewakili Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim.
“Dengan kreativitas bersama dan kolaborasi, kita akan keluar dari krisis dengan kemampuan adaptasi dan inovasi yang lebih tinggi. Dan untuk melakukan itu, kita harus beradaptasi dan meningkatkan ukuran pembangunan Pendidikan yang sesuai untuk sistem pendidikan kita,” lanjutnya.
Indonesia Business Council for Sustainable Development (IBCSD) sebagai asosiasi bisnis yang dipimpin oleh CEO dari berbagai perusahaan mendukung pembangunan berkelanjutan di Indonesia dengan berkomitmen mendorong pembahasan peran penting kepemimpinan dan aksi kolektif sektor bisnis, salah satunya di bidang pendidikan. IBCSD juga ingin meningkatkan kesadaran kaum muda dan semua pihak mengenai pentingnya peran pendidikan berkualitas dalam agenda pembangunan, terutama agenda pembangunan berkelanjutan.
Djoni Wesida, IBCSD Executive Committee mengatakan tantangan memperbaiki akses pendidikan juga dipengaruhi oleh meningkatnya masalah kemiskinan, tak hanya dihadapi di Indonesia namun juga di dunia.
Di sisi lain, tantangan ke depan akan semakin kompleks, terutama bagaimana mewujudkan pendidikan sebagai salah satu pintu masuk untuk mempersiapkan revolusi Industri 4.0.
“Di tengah tantangan ini, semua pihak dapat berkontribusi untuk semakin mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan inklusif demi mencapai masa depan yang sejahtera dan berkelanjutan. Di IBCSD, perusahaan anggota telah menjalankan berbagai best practices untuk mendukung tercapainya SDGs Nomor 4 (Pendidikan Yang Berkualitas),” kata Djoni saat memberikan sambutan dalam Webseries 3 :“Education Is The Key to Achieve SDGs” yang diselenggarakan IBCSD.