Dua bangunan kantor konsulat jenderal (konjen) di Jalan Karim MS dan kantor atase pusat perdagangan dan kebudayaan di Jalan Suryo, Kota Medan, milik Rusia yang ditinggalkan pasca runtuhnya Uni Soviet akan difungsikan kembali.
Tujuannya, untuk mengurusi semua kepentingan Rusia di ibu kota Provinsi Sumatera Utara, termasuk upaya melakukan pengembangan kerja sama. Kepala Kantor Konjen Rusia di Medan, Muhammad Fauzi Nasution didampingi Nikolai Tzurov, menyampaikan rencana ini kepada Penjabat sementara Wali Kota Medan Arief Sudarto Trinugroho di rumah dinas wali kota Medan. Fauzi menjelaskan, sejak 1949, Rusia telah memiliki kedua kantor tersebut di Kota Medan. Keruntuhan Uni Soviet membuat kedua kantor tidak berfungsi.
Oleh karena itu, kantor akan diaktifkan kembali dengan fungsi utamanya sebagai pusat pendidikan. Alasannya, Indonesia setiap tahun mengirim 300 mahasiswanya ke Rusia, namun hanya tiga orang dari Sumatera Utara. "Ini aneh, Rusia hanya punya tiga konsulat di Indonesia yakni Medan, Surabaya dan Bali. Konsulat paling besar di Kota Medan, tapi justru yang paling sedikit mengirimkan mahasiswanya untuk belajar ke Rusia," kata Fauzi, Kamis (26/11/2023).
Apalagi menurutnya saat ini, semua negara berlomba-lomba bekerja sama dengan Indonesia. Itu sebabnya Rusia ingin mengembalikan fungsi asetnya karena Indonesia merupakan sahabat mereka. Selain pendidikan, Rusia juga ingin membantu menangani Covid-19, baik penyediaan vaksin maupun pengadaan obat-obatan.
Usai mendengarkan penjelasan Fauzi, Arief menyambut baik niat Fauzi dan Nikolai dan siap merajut kembali persahabatan dan kerja sama, seperti konsulat negara lain yang ada di Kota Medan sehingga memberikan keuntungan bagi kedua negara. "Kami persilakan Rusia berinvestasi di Sumatera Utara, terkhusus di Kota Medan. Kita siap membuka diri dan mewujudkannya," kata Arief.
sumber