Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menunda gelaran Asesmen Nasional (AN), yang semula akan dilaksanakan Maret 2021 diundur menjadi September mendatang. Hal ini dikatakan untuk mempersiapkan pelaksanaan AN lebih matang.

Pengamat dan Praktisi Pendidikan Indra Charismiadji mengatakan bahwa tidak perlu heboh atas penundaan ini. Sebab, AN hanya alat ukur kualitas pendidikan di suatu wilayah dan tidak akan berpengaruh pada nilai individu.

“Kenapa ya kok sepertinya heboh sekali tentang AN ini? Padahal sudah dikatakan AN ini hanya sebagai pemetaan, tidak menentukan kelulusan, tidak menentukan nilai, tidak ada nilai siswa, tidak menentukan untuk diterima ke jenjang berikutnya. Kenapa harus dibuat heboh,” jelas dia kepada JawaPos.com, Minggu (24/1).

Kehebohan ini pun, kata dia di karenakan oleh kurangnya pemahaman warga pendidikan soal AN. Indra menilai Kemendikbud kurang memberikan penjelasan secara jelas dan ringkas kepada para masyarakat, termasuk instansi di daerah.

“Jadi memang ini satu hal yang membingungkan dan seakan-akan juga Kemendikbud tidak ada upaya untuk menjelaskan secara gamblang, karena memang komunikasi publik yang buruk sekali, untuk membuat bagaimana masyarakat paham apa AN itu,” terang dia.

Makanya, menurut Indra, AN tidak perlu dirisaukan oleh orang tua murid. Apalagi, ada orang tua yang sampai harus memasukan anak untuk mengikuti bimbingan belajar (bimbel) dan membeli buku sukses AN yang telah tersebar.

“Tim penyusun AN sendiri mengatakan AN ini bukan pengganti UN, mereka adalah pengganti PMP (penjaminan mutu pendidikan) programnya Ditjen PAUD Dikdasmen. Jadi sangat berbeda arahnya dengan UN dan kita tahu kan sudah ramai, ada bimbel AN, try out AN. Jelaskan kalau itu (AN) gak bisa di-bimbelkan, nggak usah di try out-kan dan ini terjadi karena komunikasi publik yang buruk,” pungkas Indra. 

sumber


Homeschooling - Bimbel Les Privat - UTBK Kedokteran PTN - Kuliah Online - PKBM ✅