Asesmen nasional (AN) tetap diselenggarakan tahun ini. Tidak semua siswa bakal mengikuti tes untuk survei pemetaan mutu pendidikan tersebut. Hanya beberapa siswa. Untuk pendidikan dasar, misalnya. Dalam satu sekolah, hanya sekitar 35 siswa yang akan mengikuti tes. Kemudian, di pendidikan menengah 45 siswa mewakili setiap sekolah.

”Jadi, AN ini nanti lebih pada pemetaan mutu. Bukan untuk seluruh siswa. Hanya sampel saja,” ungkap Kepala Pusat Asesmen dan Pembelajaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Asrijanty dalam talk show dan awarding rangkaian acara HUT Ke-12 YPA-MDR secara daring kemarin (26/1).

Untuk sampel tersebut, Kemendikbud bakal menentukan sendiri. Bukan disiapkan pihak sekolah. Sampel dipilih secara acak sebagai representasi dari satuan pendidikan tersebut.

Siswa-siswa yang ikut pun tidak berasal dari yang duduk di jenjang akhir. Melainkan khusus untuk siswa kelas V, VIII, dan XI. Alasannya, mengurangi beban siswa kelas VI, IX, dan XII yang akan mempersiapkan diri melanjutkan pendidikan ke jenjang selanjutnya. Selain itu, siswa kelas V, VIII, dan XI diharapkan turut merasakan hasil perbaikan yang dilakukan sekolah dari hasil AN. ”Ini dilakukan agar nanti perbaikannya juga masih berdampak kepada siswa,” katanya.

Asrijanty kembali menekankan bahwa AN berbeda dengan ujian nasional (UN). Meski menggantikan UN, AN memiliki fungsi yang berbeda. AN merupakan survei mutu pendidikan. Tujuannya bukan untuk mengukur capaian prestasi atau capaian akademik individual siswa. Melainkan untuk mengukur mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan di seluruh jenjang, termasuk program pendidikan kesetaraan nonformal.

”Jadi, rencananya, pelaporannya dilakukan di setiap satuan pendidikan. Meski nanti mengerjakan asesmen nasional, siswa tidak memperoleh hasil individual ya,” paparnya.

Karena itulah, kata dia, orang tua tidak perlu khawatir putra-putrinya harus belajar apa dan bimbingan belajar (bimbel) di mana. Sebab, laporan AN tidak ditujukan untuk siswa.

Dia menyebutkan, ada tiga komponen untuk AN. Yakni, literasi membaca dan numerasi, survei karakter, serta survei lingkungan belajar. Literasi membaca dan numerasi nanti dikerjakan peserta atau siswa. Begitu pula survei karakter. Untuk survei lingkungan belajar, selain guru dan kepala sekolah, siswa juga kembali ikut berpartisipasi.

Baca juga: Beda dengan UN, Asesmen Nasional Bakal Diikuti Kelas 5, 8, dan 11

Pada tahap awal, AN diprediksi tidak memuaskan. Hasilnya rendah. Namun, menurut Asrijanty, itu wajar. Mengingat, sudah sekitar setahun siswa belajar dari rumah akibat pandemi Covid-19. Dampaknya, pembelajaran tidak efektif.


sumber


Homeschooling - Bimbel Les Privat - UTBK Kedokteran PTN - Kuliah Online - PKBM ✅