Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) berencana untuk melakukan digitalisasi sekolah pada 2021. Namun, yang lebih penting adalah perubahan pola pikir dari dunia pendidikan.

’’Tujuan pendidikan itu kan mandiri, ada perubahan pola pikir dan pola tindak,’’ terang Anggota Komisi X DPR RI Ferdiansyah diskusi daring Kebijakan Digitalisasi Pendidikan Siapa yang Diuntungkan?, Minggu (31/1).

Akan tetapi, ia juga meyakini bahwa teknologi adalah hal yang penting, namun itu bukan satu-satunya faktor penentu peningkatan kualitas pendidikan. Alangkah baiknya, Kemendikbud fokus ke karakter murid.

’’Kami juga sependapat dan khawatir apabila murid tidak menguasai teknologi, tapi dia (murid) punya sikap kejujuran, integritas, loyalitas dan dedikasi terhadap negara ini, jadi ini yang lebih penting. Daripada punya teknologi, bisa jadi crime, itu yang pelru diantisipasi,’’ terang dia.

Oleh karenanya, perumusan Peta Jalan Pendidikan yang dilakukan harus detil, seperti sasaran dan verifikasi target. Kemudian unit cost, pemetaan murid, pendidik dan tenaga pendidik mulai dari yang melek teknologi hingga yang belum perlu diatur.

’’Ini yang kami anggap Kemendikbud belum pernah menghitung secara detil, jadi ke depan, perlu mengikutsertakan lembaga Kemenkeu (Kementerian Keuangan) dan Bappenas (Badan Perencanaan Pembangunan Nasional) untuk diajak bersama-sama untuk memaksa Kemendikbud menghitung hal itu, karena yang tau itu Kemendikbud,’’ tambah dia.

Dia berharap akan ada peningkatan kualitas pendidikan tahun ini. Sebab, jika tidak diperkirakan tidak akan lebih baik dari tahun 2020. ’’Itu nggak akan lebih baik dari 2020 kalau tidak ada perubahan yang radikal, dari pola pikir, pola tindak dan kualitas komunikasi Nadiem Makarim,’’ tegasnya. (*)

sumber




Homeschooling - Bimbel Les Privat - UTBK Kedokteran PTN - Kuliah Online - PKBM ✅